Jumat, 08 Februari 2013

Ceritaku dan Kelasku

Hallo!
Ketemu lagi nih sama aku :)
Kali ini aku mau berbagi cerita sama kalian. The first! Aku mau cerita tentang teman-temanku di kelas aksel SMPN1 Samarinda ini. Selamat membaca! :D

Pertama kali aku masuk SMP sekitar bulan Juli 2011 lalu. Awalnya, aku juga tak menduga akan lulus masuk ke kelas percepatan/akselerasi. Karena kupikir, sekolah dua tahun itu seru. Aku pun dengan semangat menyetujui bahwa aku memilih sekolah di kelas itu. Waktu kelas 7, kelasku bernama kelas 7K.

Pertama kali kami masuk. Ada tiga kakak OSIS yang membina kelas kami. Mereka adalah Kak Amanita, Kak Lara, dan Kak Rama. Mereka lah yang mengatur kelas kami selama masa MOS. Mulai dari memilihkan kami ketua kelas, wakil ketua kelas, sekertaris, bendahara, dan seksi lainnya.

Di kelas 7K terdapat 24 murid dari berbagai sekolah. Baik negeri maupun swasta. Juga terdiri dari agama yang berbeda-beda. Ada yang Islam, Kristen, Katolik, dan Budha. Mayoritas beragama Islam, dan mayoritas perempuan(?) Benar kok. Perempuannya berjumlah 18, sedangkan laki-lakinya hanya 6. Bayangkan saja, perbandingannya 1:3!

Inilah nama teman-temanku di kelas;
1. Ainun Mardhiah (Ainun)
2. This is me! Alshafiera Azayyana Mawadhani Sukma (Alsha)
3. Annisa Hidayatika (Tika)
4. Annisa Mulyasari (Nisa)
5. Athayya Miftahul Jannah (Athayya)
6. Cokroatmojo Rosatessa Pangestu (Tessa)
7. Ellena Ghentilis Fitri Amelia (Ellena)
8. Fadhil Abbiyu Yofi (Abi)
9. Gracecika Marthgareth Harianja (Grace)
10. Joerdy Putra Panannangan (Joerdy)
11. Muhammad Tauhid Rizky Rian Pratama (Tauhid)
12. Marina Tandarto (Marina)
13. Marini Nur Shadrina (Marini)
14. Muhammad Naufal Ariefqi (Naufal)
15. Novita Lestari Payung (Novita)
16. Puteri Permata Septyana Fauzi (Puteri)
17. Rezky Nur Astriyani (Nur)
18. Rifqi Akbar Darmawan (Akbar)
19. Stanley Gozali (Stanley)
20. Syarifah Alya Yasmine Al-Khairid (Alya)
21. Syella Chintya Dewi (Syella)
22. Tara Basana Melati Simbolon (Tara)
23. Thenia Verena (Thenia)
24. Yuanita Prasti Adhyasari (Sari)

Pada awal itu, satu sama lain di antara kita masih saling canggung. Kecuali yang sudah kenal sebelumnya, atau yang berasal dari sekolah yang sama. Tapi tak jarang ada yang tidak mengenal siapapun di kelas ini. Maka dari itu, kelas kami belum terlalu ribut.
Ketua kelas kami yang pertama waktu itu adalah Nisa. Sebenarnya, yang mengajukan diri ada dua. Abi dan Nisa. Saat dilakukan voting. Jelas perempuan dengan jumlah yang lebih banyak memilih Nisa. Otomatis, Abi pun kalah. Abi pun menjadi wakil ketua kelas waktu itu. Pada saat memilih sekertaris, aku mencoba untuk mengajukan diri. Dan akhirnya aku terpilih!
Sedangkan jabatan bendahara waktu itu dipegang oleh Grace. Tersusunlah sudah jabatan di kelas waktu itu.

Karena kelas kami "berbeda". Kami hanya menjalani MOS selama 2 minggu. Sedangkan yang lain, harus menjalani MOS selama kurang lebih 3 minggu. Setelah 2 minggu kami menjalani MOS. Kelas kami sudah diperbolehkan memakai seragam putih-biru. Sedangkan kelas yang lain, masih harus memakai seragam SD-nya. Semenjak itu, sudah mulai terasa bisikan yang tidak kami harapkan. Mungkin prasangka buruk sudah mulai mereka camkan pada kelas kami. Padahal, kami tak pernah merasa bahwa kami ini "lebih" dari mereka. Hanya saja, penilaian mereka sudah terlanjur buruk kepada kami. Mungkin melihat kami sudah memakai baju putih-biru. Dan mereka merasa, kami terlalu sombong atas itu. Ah, itulah hak mereka menilai.

Karena kami memakai seragam putih-biru lebih cepat. Tentu saja kami mulai memasuki materi SMP lebih cepat. Tentu masih dalam proses peradaptasian antara murid dan murid, murid ke guru, murid ke materi, murid ke lingkungan. Semua ini kita lewati dengan keceriaan. Sehingga tak memakan waktu lama, aku sudah lumayan bisa berkomunikasi dengan anak satu kelas.

Wali kelas kami bernama Bu Rosita. Beliau mengajar bidang studi Bahasa Inggris. Beliau termasuk wali kelas yang baik, peduli sama kelas, dan tipe guru yang asik di ajak curhat. Bu Rosita menyuruhku sebagai sekertaris untuk memegang prinsip.
"Kalau ada yang gak masuk sekolah, harus ada surat izin atau gak laporan ke wali kelas. Kalau gak ada, di anggap alpa"
Sampai sekarang pun, prinsip itu masih aku terapkan dalam kehidupan meng-absen-si(?) di kelas.

Kelas 7 hanya kami lewati selama 6 bulan, dan itu sudah mencakup 2 semester. Kami tidak pernah mengikuti ujian mid-semester, yang ada langsung ujian semester. Yah, faktor mengejar materi yang harusnya ditempuh 3 tahun. Harus diselesaikan hanya dalam waktu 2 tahun kurang.

Ohya, cerita menyedihkan dari kelas kami itu.... *bagi kami*
Kalau misalnya kelas kami sedang ujian. Kelas lain seakan gak peduli ada satu kelas di pojok kanan atas lantai dua sedang mengerjakan ujian. Mereka ribut sesuka hati. Kami sadar sih, kami cuma satu kelas. Gak mungkin kan, ratusan orang harus mengalah demi 24 anak? Jadi mau gak mau, kami harus terima keadaan. Mengerjakan ujian dalam suasana yang sebenarnya kurang layak untuk ujian. Tapi, giliran ada ujian mid-semester atau semester untuk mereka. Kita 24 anak ini lah yang harus mengalah untuk mereka. Resiko ditegur, dimarahin sudah makanan saat waktu-waktu seperti itu. Rasanya sampai sekarang, kami sudah kebal dan biasa menghadapi itu semua.

Kelas 8, kelas kami masih dengan nama 8K. Dengan wali kelas yang sama. Namun seingatku, ketua kelas dan wakilnya yang berubah. Kala itu, aku dan Grace masih bertahan memegang posisi di jabatan yang sama. Kalau tidak salah, waktu itu Abi yang dipilih menjadi ketua kelas. Pemilihan ketua kelas di kelasku ini sebenarnya sangat tidak jelas. Hanya sesuai dengan mood anak satu kelas. Kalau mereka merasa tidak nyaman, mereka akan mengganti. Juga selalu menggunakan voting. Dan intinya, hak suara pilihan perempuan selalu digunakan dalam menentukan sesuatu. Kasian yah laki-lakinya, hehe..

Sebenarnya, dalam jarak antara kelas 7 sampai kelas 8 ini. Tidaklah berjalan dengan mulus begitu saja, banyak sekali masalah yang ada di tengah jalannya. Entah dengan kakak kelas, maupun dengan guru. Entah karena salah paham, atau karena kecemburuan sosial. Bahkan dengan wali kelas kita sendiri pun tak lepas dari masalah. Aku yang dianggap bisa dipercaya pun, pada akhirnya harus mendapat imbas dari semua masalah yang pernah terjadi. Namun, inilah yang dibilang resiko. Resiko menjadi anak aksel, resiko menjadi anak yang terpilih, terpilih karena berbeda.

Pada akhirnya, karena sebuah masalah yang tak bisa kuungkapkan semua. Bukannya tak bisa, tapi aku malas mengungkit masalah ini lagi. Hubungan kami dengan wali kelas kami agak merenggang. Dan untungnya, menjalani tahun ke-2 kami. Wali kelas pun diganti. Pak Marsono, yang dulunya adalah koordinator kelas aksel kemudian menjadi wali kelas kami. Dan beliau mengatakan bahwa sudah tidak ada koordinator aksel lagi, aksel langsung dibawah tanggung jawab kepala sekolah.

Selama perjalanan yang kami tempuh ini, sudah banyak hitam putih kehidupan yang terjadi di dalamnya. Tangis dan tawa, suka dan duka sudah ada kita rasakan bersama. Perlahan, kekompakan dan kebersamaan di antara kami sudah mulai tumbuh dengan sendirinya. Dan sampai saat itu, aku dan Grace yang paling awet memegang jabatan dari awal MOS. Sedangkan ketua kelas sudah ganti beberapa kali, dan yang terakhir dipegang oleh Stanley sampai sekarang.

Pengalamanku sebagai seorang sekertaris, aku paling senang saat masa jabatan ketua kelas dipegang oleh Stanley. Tugas antara sekertaris dan ketua kelas itu terlihat jelas, tidak saling menumpuk pekerjaan satu sama lain.
Apakah kalian tahu? Betapa menderitanya aku saat masa jabatan ketua kelas dipegang oleh Abi. Semua tugas dikerahkannya kepadaku. Untuk jabatan Akbar dan Marina. Aku tidak merasakan apa-apa. Karena memang mereka tidak lama menjadi ketua kelas.

Pada tahun ke-2 ini, tepatnya saat kami berada di kelas 8K semester 2. Kelas 8 sepertinya akan kami tempuh kurang lebihnya 8 bulan, atau bahkan tidak sampai. Beratnya menjadi anak aksel baru terasa sekarang. Tiada hari tanpa diberi tugas dan pr oleh guru. Juga ulangan yang selalu diujikan setelah beberapa kali pertemuan. Waktu pun menjadi sangat berharga bagiku. Susah rasanya sekarang mempunyai keinginan untuk jalan keluar rumah. Kalau disuruh memilih dirumah atau pergi jalan-jalan? Aku lebih memilih dirumah. Karena juga faktor aktifitas yang membuat badanku rentan merasa capek dan pegal. Waktu luang bagiku, lebih baik kugunakan untuk istirahat atau menyicil tugas dan pr dari guru.

Aku berusaha semaksimal mungkin agar prestasiku tetap bisa membanggakan mama papa. Walaupun masuk di kelas aksel sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka. Bagiku belum ada apa-apanya jika aku di sana tidak bisa memberikan yang terbaik untuk mereka. Untung saja, semenjak kelas 7 semester awal, prestasiku selalu meningkat walaupun perlahan. Dari peringkat 22 dengan rata-rata 86,09 pada semester awal kelas 7. Kemudian naik kalau tidak salah ke peringkat 17 atau 16 dengan rata-rata 85,87. Dan naik lagi ke peringkat 13 dengan rata-rata 87 , hingga terakhir aku mencapai peringkat 12 dengan rata-rata 87 juga. Paling tidak, per-semester-nya tidak boleh ada penurunan. Setidaknya meningkat, entah itu nilai ataupun peringkatnya.

Pada akhir semester 2 kelas 8 kemaren. Setelah ujian, POS (Paguyuban Orangtua Siswa) merencanakan pembagian rapot diadakan di Balikpapan. Sekalian untuk refreshing setelah melaksanakan ujian. Dan di sisi psikologi, guru psikologi ingin menambah kekompakan kelas. Juga menyiapkan mental yang kuat dan siap untuk menghadapi ujian dan try out yang akan datang.

Jadilah kita pergi ke Balikpapan bersama menggunakan bus yang sudah disewakan oleh para orang tua di bidang seksi transportasi, termasuk papaku. Sayangnya, saat itu. Joerdy tidak ikut karena sakit. Kurang lengkap memang, tapi kami tetap menikmati momen tersebut. Momen indah di tanggal yang indah pula. 10 November 2012 (10-11-12).

Bukan hanya kebersamaan dan kekompakan yang kita rasakan. Kebahagiaan pun terpancar dari setiap wajah. Bagaimana tidak? Di Balikpapan kami tidak hanya sekedar bagi rapot saja. Tetapi juga mengunjungi beberapa tempat dan disana kami juga bertemu kenalan kami di twitter, anak Legacy atau anak aksel dari SMPN1 Balikpapan. Senang bukan main, kami mendapat teman baru seperjuangan. Lihat? Kami tidak sekuper yang mereka pikir. Kami bukan tipe orang yang tidak mau dan tidak pandai bersosialisasi. Buktinya? Kami bisa sampai bertemu kenalan teman seangkatan kami. Bagaimana caranya coba jika tidak ada rasa sosialisasi dalam diri kami? Apakah kami mau menjalin persahabatan dengan mereka? Tentulah kami akan berpikir dulu. Tapi nyatanya tidak kan? Kami memang tidak seperti yang orang pikirkan kebanyakan.

Saat kelas 9, nama kelas kami berubah menjadi J. Karena seangkatan kakak kelas kami hanya sampai kelas I, maka akan sangat aneh jika harus langsung lompat ke K. Maka dari itu kita mengalah untuk merubah nama kelas kita. Tapi itu semua tidak mempengaruhi apapun dari kelas kami kok. Cuma hanya terasa berbeda saja. Baju kelas yang sudah terlanjur berlambang K. Dan sayang sekali jika harus membuat baju kelas lagi, karena waktu tinggal beberapa bulan lagi menempati kelas ini.

Semester satu habis sudah bulan Februari ini, tanggal 2 sampai tanggal 9 kami bertempur dengan soal ujian semester 1. Tak terasa memang waktu berlalu begitu cepat, buku absen yang kertasnya hampir menguning karena penuh contenganku. Jika dihitung, tak akan sampai 2 tahun aku belajar di SMP ini. Bulan Maret, Try Out persiapan UN juga sudah mulai dilaksanakan. Tugas dan pr yang semakin banyak juga tak lepas dari detik-detik yang menegangkan ini. Guru-guru sibuk mengumpulkan nilai dan menghabiskan materi mereka untuk kami. Karena hitungan bulan kedepan, UN sudah menanti. April sudah di depan mata. Momen dimana penentuan lulus atau tidaknya seorang siswa. Momen yang akan menentukan seorang siswa bisa melanjutkan ke SMA favorit mereka atau tidak. Walaupun tidak adil apabila kelulusan seorang siswa dari SMP bertahun-tahun hanya ditentukan dengan waktu beberapa hari dan lewat beberapa soal. Mau tak mau, suka tak suka. Selama masih jadi pelajar, itu semua harus kita hadapi.

Dari sini aku mulai merasa, hidup ini memang cepat. Sepertinya baru kemarin aku masuk SMP ini, menjalani masa MOS. Namun sekarang? Sebentar lagi aku harus menjalani MOS di SMA. Betapa sulit rasanya jika mengingat akan berpisah dengan teman sekelas. Yang telah hampir 2 tahun lamanya berjuang bersama untuk tujuan yang sama. Tapi inilah kenyataan yang harus dihadapi dan akan terlewati.

Kini, aku hanya bisa memperbanyak doa dan usahaku untuk mencapai apa yang aku inginkan dan aku harapkan di akhir kelulusan. Akan aku maksimalkan usahaku semampuku. Aku akan berikan yang terbaik. Untuk orang tua, guru, sekolah, dan atas nama kelas aksel. Aku ingin dikenang karena suksesku. Semoga Allah mendengarkan doaku yang setiap malam kupanjatkan pada-Nya. Doakan aku yah teman! Agar aku sukses UN 2013 ini. Dan lulus dengan nilai terbaik yang membanggakan.

Sekian cerita dariku, semoga ada manfaatnya bagi kalian yang membacanya. Terima kasih sudah membaca ceritaku, kritik dan saran kalian sangat ku harapkan :)
Sampai jumpa!




Kelas 7K konservasi dengan polisi
Foto kelas 8K dengan poster anti narkoba

8K belajar di kapal polaroid polisi
Aku dan guru agama kristen

Aku, Pak Marsono wali kelas 8K semes2- 9J (tengah), Pak Ikhsan guru psikologi

Sebelum berangkat ke Balikpapan 10-11-12

Tulisan di pasir Pantai Kemala

6 anak Legacy Balikpapan berkunjung ke Wisma Kemala (Dari kanan; Zahwa,Rara,Agung,Kenny,Rio,Andi)

Setelah bermain di Pantai Kemala 10-11-12

Bersama 4 Legends

Kelompok biru

Sebelum meninggalkan Wisma Kemala 11-11-12

Dari kiri; Zahwa, aku, Rara

Sebelum berangkat meninggalkan wisma, bersama Pak Djoko kepala SMPN1 Samarinda (5 dari kiri atas)

Aku =D

Crazy Family .Dari kiri; crazy muda (Syella), crazy tua (Nisa), crazy bangka/mama bangka (Aku), crazy tengah (Nur)

:D

Suasana saat malam pembagian rapot 10-11-12


Gotong royong 7K

7K!

Festival Band @Gor Segiri, dengan Pak Djoko

Cie, yang sibuk baca buku :p

Mirip tukang sapu pinggir jalan (y)

Narsis habis kerja =D

Sempat foto yah -___-

Zaman editan alay :'D

Before-After gotong royong 7K

Para tukang sapu jalanan~

Kebersamaan :")

@Gor Segiri

@Gor Segiri

@Halaman Gor Segiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar